Selasa, 24 Februari 2009

Peluang capres

PELUANG CAPRES 2009-2014
11/11/2007 03:54
Kendati belum berakhir masa jabatan presiden dan wakil presiden periode 2004-2009, suhu politik Tanah Air sudah menghangat. Ini dipicu oleh meningkatnya aktivitas tim pemenangan pemilihan umum dari masing-masing partai politik. Secara sembunyi-sembunyi gerilya tampaknya sudah dilakukan mulai dari menebar poster, spanduk, hingga dari pintu ke pintu. Dan, secara terang-terang kader partai melakukan silaturahmi politik hingga konsolidasi. Sejumlah nama calon atau bakal calon presiden 2009-2014 sudah muncul. Angka-angka hasil survey pun telah dilansir ke publik. Sebelumnya sejumlah pengamat politik memang telah meramalkan, selama kurang dua tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla berakhir, kegiatan penggalangan dukungan akan mewarnai iklim politik di Indonesia. Sebagian masyarakat sendiri mulai ikut larut dalam euforia perhelatan nasional tersebut. Mereka mulai melirik dan menimbang-nimbang siapa tokoh yang akan diusung nantinya. Barang tentu karena pemberian dukungan terhadap seorang calon memiliki arti penting terhadap nasib bangsa umumnya dan kesejahteraan mereka khususnya. Pertanyaan yang muncul saat ini, akankah Susilo Bambang Yudhoyono terpilih kembali menjadi presiden RI periode 2009-2014? Ataukah ia harus lengser, digantikan tokoh yang dianggap anggap lebih mampu memimpin negeri ini? Dari beberapa tokoh yang disebut-sebut sebagai calon presiden periode 2009-2014 posisi teratas masih ditempati oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagian kalangan menilai SBY sebagai seorang yang cerdas dan kharismatik. Mereka juga mengakui SBY sebagai seorang yang demokrat. Mau membuka diri, berdialog atas berbagai persoalan bangsa. Di hati sebagaian masyarakat sendiri, SBY mendapat tempat sebagai seorang yang cukup populis. Ia acapkali ikut turun langsung atas berbagai persoalan bangsa. Misalnya ketika terjadi bencana alam atau masalah sosial lainnya. Sebut saja kasus Lumpur Lapindo yang tak kunjung selesai, SBY lantas berkemah di Sidoarjo, atau mendatangi warga korban banjir hingga memantau langsung kondisi aktivitas mudik di beberapa titik baru-baru ini. Kinerja SBY memang belum cukup kinclong dalam memoles bangsa menjadi lebih baik. Angka kemiskinan dan pengangguran masih cukup tinggi walaupun trennya mengalami penurunan. Begitu juga pada segi ekonomi yang belum beranjak jauh meski stabilitas ekonomi makro terjaga dan terjadi penurunan inflasi. Dari berbagai segi agaknya terjadi peningkatan meski belum pada tataran angka yang menggembirakan. Sebagian kalangan menilai SBY sebagai tokoh yang cukup piawai bermain di ranah citra. Lawan politiknya menuding berbagai aktivitas yang dilakukannya hanya merupakan upaya pencitraan. Mantan presiden Megawati Soekarnoputri secara blak-blak pernah menuding SBY hanya pandai tebar pesona dan bukan tebar kinerja. Kemunculan nama-nama pesaing SBY boleh jadi merupakan lampu kuning bagi SBY untuk memperbaiki kinerjanya. Meskipun ia pernah menyatakan tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai presiden periode mendatang bila rakyat tidak lagi menginginkannya. Sebagian kalangan memperkirakan peluang SBY masih cukup besar untuk terpilih kembali, meninggalkan pesaingnya. Toh, hasil survey dari sejumlah lembaga survey masih menempatkan SBY pada posisi teratas terkait tingkat kepuasan publik atas kinerjanya. Peluang ini tentu akan semakin besar bila ia mampu mengisi sisa waktu pemerintahannya dengan peningkatan kinerja, khususnya terkait masalah pengentasan dan kemiskinan. Hingga kini yang menjadi pesaing terkuat perebutan orang nomor satu di Indonesia masih diisi oleh Ketua Umum Partai Persatuan Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati. Nama tokoh perempuan ini mulai melejit setelah terpilih menjadi ketua umum PDI (nama PDI-P sebelumnya) secara aklamasi pada tahun Selanjutnya karir politiknya mencapai puncaknya saat ia terpilih sebagai presiden pada pada 2001 hingga 2004 menggantikan Abdurrahman Wahid yang dicabut mandatnya oleh MPR-RI. Dengan kendaraan politik partai belambang banteng “moncong putih”, sudah cukup bagi puteri sulung mantan presiden Soekarno ini menyingkirkan pesaing lainnya. Sejauh ini PDI-P masih menjadi salah partai terbesar yang mendapat dukungan kalangan masyarakat “akar rumput” yang basis massanya tersebar di berbagai daerah terutama Pulau Jawa dan Pulau Bali. Pada pemilihan presiden (Pilpres) mendatang Megawati dan PDI-P optimis menjadi pemenang setelah pada pemilihan 2004 lalu ia dikalahkan SBY pada putaran dua. Diperkirakan tokoh lain yang akan ikut meramaikan Pilpres nanti adalah kehadiran Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bangsawan Yogyakarta ini, namanya sempat disebut-sebut pada pemilihan umum 2004, walaupun kemudian ia tak jadi dicalonkan. Baru-baru ini namanya kembali disebut-sebut sebagai bakal calon presiden. Sayangnya, seperti kata sebagian orang Sri Sultan memiliki peluang jauh di bawah kedua tokoh di atas. Itu karena kepimpinannya masih belum tentu diterima oleh masyarakat di luar Pulau Jawa. Bagaimana dengan Amien Rais? Nama mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) dan Ketua MPR-RI ini juga pernah ikut mewarnai perebutan kursi presiden pada 2004 lalu. Amien Rais merupakan salah tokoh yang dianggap pintar dan tegas. Maka ia cukup mendapat dukungan dan lolos kriteria calon presiden. Hanya saja simpatisan tokoh ini masih dari golongan tertentu seperti kaum intelektual dan akademisi, dan belum mampu “merebut hati” masyarakat bawah secara luas. Belum lagi tokoh yang didukung basis massa Muhammadiyah ini belum tentu bisa diterima kalangan “Nadhdiyin” yang jumlahnya amat besar di Indonesia. Hasilnya, ia masih menempati posisi di bawah SBY dan Megawati. Selain Amien nama lain yang disebut-sebut bakal ikut dalam Pilpres adalah Wiranto, dengan kendaraan politiknya Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Wiranto pun dinilai memiliki kriteria yang cocok sebagai calon presiden tetapi sebagian kalangan memperikarakan langkahnya akan terganjal untuk menjadi pemenang. Bukan hanya karena ia belum memiliki basis massa yang besar tetapi namanya kerap dikaitkan dengan image buruk Rezim Orde Baru. Di antara tokoh-tokoh tersebut, perebutan kursi presiden akan diramaikan dengan pendatang baru, Sutiyoso. Beberapa waktu lalu mantan Gubernur DKI ini tanpa malu-malu mendeklarasikan diri sebagai calon presiden 2009. Sayangnya, Sutiyoso belum memiliki kuda tunggangan partai politik. Ini tentu menjadi sandungan atas dirinya. Apalagi namanya belum cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia secara umum, meski Sutiyoso mengaku optimis. Yang menarik dari hiruk-pikuk perebutan kursi presiden 2009-2014 adalah kemunculan nama Jusuf Kalla. Nama wakil presiden yang juga ketua umum partai Golongan Karya ini belakangan memang cukup santer disebut-sebut sebagai calon presiden. Salah satunya, karena kegiatan barunya, rajin bertandang ke rumah sejumlah mantan presiden Indonesia dan bersilaturahmi dengan sejumlah kader partai Golkar di pelbagai daerah. Meski begitu secara resmi ia belum menyatakan kesediaannya. Ada yang meramalkan jika JK benar-benar ikut dalam bursa pencalonan presiden maka ia menjadi pesaing kuat SBY maupun Megawati. Pada Pemilu sebelumnya, partai berlambang pohon beringin itu menjadi partai pemenang Pemilu. Dengan anggaran yang memadai dan pengalaman yang cukup panjang, ke depan diperkirakan Golkar akan berupaya meningkatkan perolehan suaranya termasuk men goal kan ketua umum mereka sebagai presiden. Selain nama-nama tokoh senior di atas, belakangan mulai muncul pula nama-nama bakal calon presiden dari kalangan generasi muda yang didengung-dengungkan sebagai calon presiden alternatif. Sebut saja Ketua Umum DPP PAN Sutrisno Bachir, Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring, atau Ketua DPP Demokrat Anas Urbaningrum. Kemunculan nama tersebut tentu akan semakin meramaikan proses perebutan kursi presiden. Bahkan sebagian pengamat politik memprediksi calon presiden alternatif tersebut memiliki potensi besar sebagai pemenang dan bisa benar-benar terpilih atas dasar penilaian masih belum banyaknya peningkatan kesejahteraan rakyat selama beberapa kali pergantian kekuasaan. Semua boleh menebak-nebak. Yang jelas saat ini semua masih sumir dan ada yang tengah menunggu kemunculan tokoh baru dengan asumsi Indonesia membutuhkan tokoh yang lebih baik dari tokoh-tokoh yang sudah cukup dikenal luas. Sementara itu, boleh jadi SBY yang justru akan terpilih kembali seperti hasil survey yang masih menempatkan SBY pada posisi tertinggi calon presiden terbaik mendatang.(anas)

0 komentar:

Template Design by SkinCorner from Jack Book